Rabu, 12 Agustus 2015

CERITAKU


Ceritaku


Menggemari seseorang itu tentunya ingin mengetahui kepribadian seseorang yang kita gemari tersebut. saya tertarik seorang artis Indonesia yang disebut-sebut Charly. Nah, sebelumnya saya suka bernyanyi tanpa maksud tertentu. Apalagi saat itu saya duduk di bangku SD sering bernyanyi di kelas untuk mendapatkan nilai. Menjelang akhir tahun 2005 saya membeli kaset ST12, saya mendengarkan lagunya di walkman. Ada beberapa lagu yang saya suka bahkan saya hafal, seperti Aku Masih Sayang, Rasa Yang Tertinggal, ATSL, dan Jalan Terbaik. Semakin lama semakin tertarik ketika melihat konser ST12 yang disiarkan di TV secara Live, penampilan Charly yang lumayan keren, bernyanyi dengan ciri khas tersendiri, suaranya yang serak basah dan membawakan lagu-lagu ciptaannya.
Oleh karena itu, saya ingin mengetahui latarbelakang dibalik kehidupan seorang Charly.
Hehehehe !!!!!

Charly adalah seorang artis terkenal yang memiliki nama lengkap Muhammad Charly Van Houten. Artis yang memiliki nama seperti orang Belanda ini lahir dari pasangan Sariyah Soegendri dan Toethe Hartika. Charly lahir pada tanggal 05 november 1981 Cirebon,Jawa Barat, Indonesia. Charly dan keluarga hidup sangat sederhana ayahnya yang berprofesi sebagai seorang petani. Akan tetapi, Charly bercita-cita menjadi seorang penyanyi merupakan ketertarikannya sendiri untuk belajar gitar yang didukung oleh keluarga. Apalagi keluarga Charly memiliki darah seni yaitu neneknya sebagai seorang sinden.
Artis beranting in i tumbuh dan menghabiskan masa kecil di kampung asalnya Blagedok, Pabedilan yang terletak di pinggiran kota Cirebon, Jawa Barat. Sejak kelas 3 SD Charly sudah belajar gitar bersama Uwaknya hingga Charly mahir bemain gitar. Charly dan gitarnya seperti belahan jiwa yang tidak dapat dipisahkan. Apapun aktivitasnya Charly selalu membawa gitar kesayangannya, seperti sarapan, tidur, hang out, bahkan masuk kamar mandi. Sifat kekanak-kanakan ingin selalu bermain-main justru berbeda dengan Charly, Charly lebih memilih belajar gitar dari pada bermain keluar rumah, sehingga kemampuan musikalnya semakin kental.
Artis yang menyukai hidangan tumis kangkung dan ikan peda ini memulai karirnya sejak SMP, suara emasnya dapat dipercaya sebagai Vokalis oleh teman-temannya. Tahun 1998 Charly mulai manggung dari kafe ke kafe, pada tahun 2000 Charly kuliah untuk mengambil jurusan seni di Universitas Pasundan Bandung. Selama di Bandung Charly hidup di jalanan, profesinya sebagai pengamen membuat dia sulit mencari tempat tinggal yang layak, dia tidur di rumah teman dan di studio tempat latihannya. Sampai akhirnya Charly mengenal pepep dan bergabung dengan ST12.
ST12 terdiri dari Ilham Febry alias Pepep di posisi Drum, Dedy Sudrajat alias Pepeng di posisi Gitar, Imam Rush di posisi Bass serta Charly sebagai Vokalisnya. ST12 didirikan pada tanggal 20 Januari 2005 di Jalan Stasiun Timur No.12 Bandung. Nama itulah cikal bakal nama ST12. Ketika itu ST12 mengeluarkan album perdana mereka yang diberi judul “jalan terbaik” pada tahu 2005. Beberapa bulan kemudian salah satu personel ST12 bernama Imam Rush meninggal akibat pecah pembuluh darah di otaknya. Musibah itu tidak membuat Charly berhenti berkarir meskipun ST12 kehilangan satu personel.
Pada tahun 2008 ST12 meluncurkan album kedua yang berjudul “P.U.S.P.A”. Lagu-lagunya bercorak pop melayu dan campuram aliran music lain, seperti disko, reggae dan akustik. Album ini terinspirasi dari musibah pasca meninggalnya Imum Rush, seperti “saat terakhir”. Dan di album kedua ini Charly serta ST12 menuai sukses besar sampai akhirnya ST12 tercatat di deretan grup band papan atas Indonesia. Charly dianggap sebagai ujung tombak ST12.
Di kala itu saya sudah memasuki sekolah menengah pertama, saya semakin mengidolakan Charly, lagu-lagu ciptaan Charly di album kedua sangat menyentuh, penampilannya yang semakin keren dan tampan saat bernyanyi menggunakan jaket kulit bermerek ROLLINK membuat saya ingin jadi seperti Charly. Hari demi hari, saya selalu menyanyikan lagu-lagu Charly baik sendirian maupun sama teman-teman di sekolah, menulis nama Charly di buku catatan, di tembok sekolah hingga saya dimarahi oleh wali kelas saya yang namanya sering disebut ibu As.
Dan saya juga mulai belajar gitar dengan memainkan lagu “rasa yang tertinggal” karena chord-chordnya mudah, bahkan kalau beli baju saya cari yang bermerek “rollink”. Kebetulan waktu itu, distro bernama Make Over yang terletak di Beurawe , Banda Aceh sekarang pindah ke Lambhuk, Banda Aceh banyak menyediakan baju yang bermerek rollink. Karena merek itu yang dipakai Charly, saya beli beberapa baju di antaranya 3 kaos, 2 celana dan pada waktu lain saya membeli 2 kemeja dan 2 jaket di tempat yang sama.
Setelah itu, saya merasa senang karena saya punya koleksi baju-baju yang di pakai Charly. Maka dari itu, teman-teman saya mengetahui bahwa saya mengidolakan Charly, dan satu persatu dari teman saya mulai menyebut nama saya dengan sebutan Charly baik di sekolah maupun di pesantren saya belajar mengaji sampai akhirnya orang tua saya juga tahu bahwa saya mengidolakan Charly.
Tahun 2009 menjelang perpisahan di sekolah, saya belajar gerak-gerik atau goyangan Charly di video clip Jangan Pernah Berubah, karena pada hari perpisahan tiba saya tahu bahwa saya akan di panggil oleh MC untuk bernyanyi memeriahkan hari perpisahan dan menghibur teman-teman. Ternyata dugaan saya benar, mental dan lagu yang sudah lebih dulu saya persiapkan membuat saya segar ketika berada di atas panggung, tanpa rasa malu dan takut saya tampil di hadapan kepala sekolah, wali murid dan teman-teman.
Awal dari masa remaja pertengahan tahun 2009, saya mondok di pesantren Ummul Ayman yang terletak di Samalanga, Bireuen. Disana saya belajar ilmu agama lebih dalam sekaligus menyelesaikan Sekolah Menengah Atas . Namun bukan berarti saya tidak lagi mengidolakan Charly, akan tetapi saya malah bercita-cita menjadi penyanyi terkenal layaknya seorang Charly. Kalau saya pulang kampung, saya bermain ke rumah teman untuk belajar gitar dan mencari tahu lagu terbaru ciptaan Charly. Pada waktu itu, ST12 meluncurkan single terbaru dengan judul “kebesaranMu” tepatnya di bulan Ramadhan. ST12 juga mengeluarkan album ketiga bejudul “P.U.S.P.A. Repackage” (2009). Saya mendegar dan menghafal lagu tersebut sebagai bukti penggemar Charly dan juga bisa saya nyanyikan di pesantren pada waktu tertentu.
Tahun 2010 ST12 launcing album ke4 berjudul “Pangeran Cinta”. Saya mendengar berita bahwa ST12 akan tur ke Aceh, saya ingin sekali melihat konser mereka secara langsung apalagi di daerah saya sendiri. Ketika itu saya berada di pesantren yang dikelilingi oleh aturan sebuah yayasan. Akan tetapi saya memutuskan untuk membolos dan pergi ke kota Banda Aceh dengan tujuan utama nonton konser ST12. Tanpa memberitahu siapapun saya bergegas berangkat jam 12.00 siang saya tumpangi minibus dan sampai tujuan sekitar jam 16.00 sore. Saya mengabari kawan saya bernama Syahril untuk menjemput saya di halte Lingke tepatnya di depan kantor Gubernur Aceh. Jam 20.00 saya dan Syahril pergi bersama melihat konser ST12 yang diadakan di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh.
Detik demi detik waktu berjalan tiba saatnya ST12 bernyanyi. Ditengah-tengah kesenangan melihat Charly dengan jarak 5m tiba-tiba Handphone (HP) kawan saya berbunyi, ada panggilan masuk rupanya orang tua saya menghubungi dia. Saya merasa panik dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan sehingga timbul idea yang kurang bagus di pikiran saya yaitu menyuruh kawan saya untuk membohongi orang tua saya. Dia Mengirim pesan singkat kepada orang tua saya yang bertulis “maaf, saya sedang mengikuti les komputer”. Setelah itu orang tua saya tidak menghubunginya lagi dan saya bisa menikmati acara ini dengan tenang.
Sekitar jam 23.00 konsernya selesai, saya ingin berpose dan berjabat tangan dengan sang Idola (Charly). Sayangnya Charly menghilang dari belakang panggung dan membuat saya sedikit sedih. Saya berniat mungkin di kesempatan saya bisa bertatap muka dengan Charly. Malam semakin larut, jam 00.00 WIB saya kembali ke pondok hingga sampai tujuan sekitar jam 04.00 pagi. Saya masuk lewat belakang tanpa satu orangpun yang tahu. Saya bersikap seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Beberapa hari kemudian, cita-cita saya menjadi penyanyi semakin tumbuh. Saya mencoba mengubah lirik-lirik lagu ST12 dengan lirik ciptaan saya sendiri yang terinspirasi dari Idola saya yaitu Charly. Lirik-lirik yang saya ubah merupakan suatu kebanggaan saya terhadap sang Idola. Tujuan utama saya membuat lirik itu bukan untuk membajak lagu ST12, melainkan untuk menunjukkan kreativitas saya dan berharap suatu saat lirik-lirik tersebut bisa saya masukkan chord-chordnya menjadi sebuah karya. Contoh lirik lagu yang pernah saya buat, ini:
               “Semua orang pada iri
               Melihat aku masuk TV
               Dan aku nyanyi Cari Pacar Lagi
               Featuring sama kak Charly”
Dan masih banyak lirik-lirik lain sekitar 13 lagu yang saya ubah sampai saat ini masih tersimpan di buku. Kerena menurut saya, suatu saat hal kecil itu akan tumbuh besar seiring berjalannya waktu dan keadaan.
Tahun 2011 berbagai media mengabarkan bahwa ST12 akan bubar disebabkan konflik internal yang terjadi antara mereka. Charly dan Pepeng hengkang dari ST12 membuat seluruh ST Setia (sebutan fans ST12) sedikit kecewa dan sedih. Meskipun demikian, karya Charly di industri hiburan tidak berhenti sampai disini. Charly malah membentuk bandnya sendiri bernama SETIA BAND. Nama band ini resmi didirikan pada tanggal 16 februari 2012 di Bandung, Charly juga membentuk manajemennya sendiri yang bernama “PANGERAN CINTA”. Manajemen ini mengorbit beberapa artis-artis lain, seperti 9band, Piterband, Flexter, Regina, Angga OM, Shinta dan Jojo serta Cinta Penelope.
Mendengar kabar itu, hampir 50% ST Setia mengatakan bahwa Charly adalah kacang lupa kulitnya. Kerena di bawah nama ST12 yang membesarkan nama Charly yang sekarang dikhianati. Tetapi sebagiannya lagi bepikir positif, hal itu wajar dilakukan Charly  dengan alasan “hidup itu tidak selalu bergantung sama orang lain akan tetapi mencoba untuk hidup mandiri”.
Setia Band yang didirikan Charly adalah SETIAKU (sebutan bagi penggemar), selain untuk menghibur orang secara luas, Setia Band juga punya arti tersendiri dibalik lambang yang berwarna MERAH, PUTIH dan BIRU. Meskipun mirip seperti bendera Negara, tetapi Setia Band mengartikan sebagai sebuah simbolik suatu komitmen.

1. MERAH : simbol keberanian dalam hal positif dan keberanian suatu tindakan positif bertemu idola SETIA BAND
2. PUTIH : sebagai simbol kesucian anak SETIAKU yang selalu mendukung SETIA BAND tetapi anak SETIAKU juga tidak lupa dengan sang pencipta

3. BIRU : sebagai simbol kedamaian, anak SETIAKU cinta damai dengan fans fans group band lain maupun saudaranya sendiri

MERAH, PUTIH, BIRU itu berbeda warna tapi SATU TUJUAN, SATU IMPIAN, SATU HARAPAN.

Kala itu, saya masih berada di bawah naungan Yayasan Ummul Ayman menjelang detik-detik akhir masa remaja saya di Yayasan tersebut. Setelah menyelasaikan SMA (2012), saya memberitahu kepada orang tau saya bahwa saya ingin menjadi penyanyi seperti Charly. Sayangnya orang tua saya melarang, mereka mengatakan bahwa dunia hiburan itu banyak orang menjadi khilaf, lupa diri, bahkan sering terlibat dalam hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka tidak ingin saya sukses di bidang hiburan melainkan di bidang pendidikan. Maka dari itu, semangat menjadi seorang penyanyi mulai turun hingga akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri ar-Raniry, Banda Aceh.
Setia Band pada saat itu mengeluarkan album perdana berjudul “Satu Hati” dengan lagu andalan “asmara”. Mendegarkan lagu-lagu di album tersebut saya tidak ingin menjauh dari dunia hiburan. Apalagi lagu yang berjudul “asmara”, semakin didengar semakin melekat di telinga orang yang menikmati nada tersebut dengan lembut. Saya merasa bingung, di satu sisi saya berpikir dunia pendidikan yang membuat kita sukses di dunia hiburan, contoh dekatnya Charly yang melanjutkan pendidikan untuk lebih mengetahui tentang seni. Tetapi di sisi lain saya berpikir dunia pendidikan menghalangi saya masuk ke dunia hiburan. Karena menurut saya, dunia hiburan itu akan terlihat indah jika kita bisa mengontrol diri ataupun mencoba menghindari hal-hal yang dianggap salah. Seperti halnya Charly yang memiliki kepribadian seperti orang yang sukses  di bidang pendidikan, diantaranya yaitu :

·      Kesuksesan Charly di panggung musik tidak membuatnya lupa kepada orang-orang terdekat seperti keluarganya. Buktinya Charly pernah beberapa kali menghadiahkan mobil kepada keluarganya, karena bagi Charly mereka adalah pendukung utama sehingga dia sukses sampai sekarang ini.
·      Charly adalah bekas pengamen. Meskipun Charly sudah terkenal sebagai artis, tetapi mengamen masih tetap dilakukan Charly untuk saling membantu.
·      Charly adalah sosok artis yang berjiwa sosial. Kehidupan Charly yang dulunya serba kekurangan membuat Charly tersentuh ketika melihat orang-orang yang tidak seberuntung dirinya. Buktinya Charly pernah terlibat beberapa kali dalam kegiatan sosial salah satunya Charly pernah menolong perempuan kecil yang tinggal di desa terpencil di Kalimantan sekaligus membuatkan lagu untuknya yang berjudul “sinar”.


Kepribadian yang dimiliki Charly menjadi pelajaran tersendiri bagi saya sebagai orang yang mengidolakannya. Banyak hal yang dapat kita ambil dibalik kehidupan seorang Charly. Oleh karena itu, saya bangga mengidolakannya hingga sampai saat ini. Sekian lama mengidolakan Charly dengan tujuan bisa jadi seperti dia. Karena banyaknya hambatan, saya menjadikan dunia hiburan ini sebagai Hobi khususnya dalam bernyanyi dan bermain gitar. Saya juga berharap suatu saat saya bisa mendatangi tempat kediamannya.

Selasa, 11 Agustus 2015

EKONOMI ISLAM

EKONOMI ISLAM 
A.     Latar Belakang
Indonesia memiliki beberapa pemikir yang ikut berperan serta dalam memajukan negara Indonesia. Para pemikir tersebut merupakan ahli di berbagai bidang. Indonesia seperti kebanyakan negara-negara di dunia, mempunyai berbagai permasalahan yang dapat mengganggu stabilitas sebuah sistem bernegara. Terutama permasalahan mengenai ekonomi dalam pandangan islam. Karena negara indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk islam terbesar di dunia. Dan semua permasalahan ini mau tidak mau membuat para tokoh ekonomi islam Indonesia turut campur, paling tidak sebagai seorang pendidik yang mengajarkan ilmu-ilmu ekonomi islam pada generasi muda. Sehingga  diharapkan, generasi muda Indonesia mampu menangani berbagai permasalahan ekonomi yang ada. Para tokoh ekonomi islam Indonesia tersebut rata-rata memang memegang peranan penting dalam perkembangan ekonomi di Indonesiasejak kemerdekaan indonesia sampai sekarang.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah. Sebagai berikut :
1.      Bagaimana Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia?
2.      Bagaimana Biografi Dan Pemikiran Tokoh Ekonomi Islam di Indonesia?

C.  Tujuan
·         Untuk melihat perkembangan Ekonomi di Indonesia.
·         Untuk mempelajari tentang pemikiran tokoh Ekonomi Islam di Indonesia.

  
PEMBAHASAN
EKONOMI ISLAM DI INDONESIA
A.  Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia
Sejarah pemikiran dan aktivits ekonomi Islam Indonesia tidak lepas dari sejarah masuknya Islam di negeri ini. Secara historis telah berakar sejak periode kemerdekaan. Namun mencuatnya kebutuhan akan lembaga perbankan islami di tengah praktek ekonomi kontemporer tidak dapat dilepaskan dari perkembangan pemikiran dan gagasan tentang konsep ekonomi islam. Fenomena tersebut ditandai dengan berdirinya perkumpulan pendukung ekonomi islam (PPEI) di Jakarta pada tanggal 23 November 1955, yang kemudian diikuti dengan dibentuknya panitia diberbagai daerah dan kota-kota lain untuk mendirikan cabang-cabangnya. Oleh karena itu, nampak kepada kita adalah upaya dan gerakan yang dominan untuk penegakan syariah Islam dalam kontek kehidupan politik dan hukum. Walaupun pernah lahir Piagam Jakarta dan gagal dilaksanakan, akan tetapi upaya Islamisasi dalam pengertian penegakan syariat Islam di Indonesia tak pernah surut.
 Menurut para pakar, mengapa bahasa Melayu menjadi bahasa Nusantara, ialah karena bahasa Melayu adalah bahasa yang populer dan digunakan dalam berbagai transaksi perdagangan di kawasan ini. Para pelaku ekonomi pun didominasi oleh orang Melayu yang identik dengan orang Islam. Pemikiran dan aktivitas ekonomi syariah di Indonesia akhir abad ke-20 lebih diorientasikan pada pendirian lembaga keuangan dan perbankan syariah. Salah satu pilihanya adalah gerakan koperasi yang dianggap sejalan atau tidak bertentangan dengan syariah Islam. Oleh karena itu, gerakan koperasi mendapat sambutan baik oleh kalangan santri dan pondok pesantren. Gagasan dan pemikiran ini baru belakangan dapat diwujudkan, yakni berawal dari berdirinya Bank Muammalat Indonesia(BMI) yang dioperasikan sejak tanggal 1 Mei 1992.
Sepanjang tahun 1990an perkembangan ekonomi syariah di Indonesia relatif lambat. Tetapi pada tahun 2000an terjadi gelombang perkembangan yang sangat pesat ditinjan dari sisi pertumbuhan asset, omzet dan jaringa kantor lembaga perbankan dan keuangan syariah.[1] Di sektor keuangan dan perbankan sendiri selama periode tahun 2012 menuju 2013, perbankan syariah Indonesia  mengalami  tantangan yang cukup berat  dengan mulai dirasakannya  dampak  melambatnya pertumbuhan perekononomian dunia yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak setinggi yang diharapkan, walaupun Indonesia termasuk negara yang masih mengalami pertumbuhan ekonomi  yang stabil di dunia.
Sementara itu di sisi non keuangan, Industri keuangan syariah adalah salah satu bagian dari bangunan ekonomi syariah. Sama halnya dengan ekonomi konvensional, bangunan ekonomi syariah juga mengenal aspek makro maupun mikro ekonomi. Namun, yang lebih penting dari itu adalah bagaimana masyarakat dapat berperilaku ekonomi secara syariah seperti dalam hal perilaku konsumsi, giving behavior (kedermawanan), dan sebagainya. Perilaku bisnis dari para pengusaha Muslim pun termasuk dalam sasaran gerakan ekonomi syariah di Indonesia. Walau terlihat agak lambat namun perilaku kegiatan ekonomi semakin berkembang. Hal ini ditandai semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku konsumsi yang Islami, tingkat kedermawanan yang semakin meningkat ditandai oleh meningkatnya dana zakat, infaq, waqaf, dan sedekah yang berhasil dihimpun oleh badan dan lembaga pengelola dana-dana tersebut.

Ø Faktor Pendorong
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia tidak terlepas dari beberapa faktor pendorong. Secara sederhana, faktor-faktor itu dkelompokkan menjadi faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal adalah penyebab yang datang dari luar negeri, berupa perkembangan ekonomi syariah di negara-negara lain, baik yang berpenduduk mayoritas Muslim maupun tidak. Negara-negara tersebut telah mengembangkan ekonomi syariah setelah timbulnya kesadaran tentang perlunya identitas baru dalam perekonomian mereka. Kesadaran ini kemudian ’mewabah’ ke negara-negara lain dan akhirnya sampai ke Indonesia.
Sedangkan faktor internal antara lain adalah kenyataan bahwa Indonesia ditakdirkan menjadi negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Fakta ini menimbulkan kesadaran di sebagian cendikiawan dan praktisi ekonomi tentang perlunya suatu ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dijalankan oleh masyarakat Muslim di Indonesia.[2]

B.   Biografi Dan Pemikiran Tokoh Ekonomi Islam Indonesia
1.      M. Dawam Rahardjo
M. Dawam Rahardjo dilahirkan di desa Tempur Sari, Solo jawa Tengah pada tanggal 20 April 1942.[3] Ayahnya adalah seorang ahli tafsir al- Qur'an dan merupakan orang pertama yang menanamkan kecintaannya akan al-Qur'an kepada Dawam Rahardjo. Sebagai orang yang berangkat dari keluarga muslim, sejak kecil ia sudah kental dengan pendidikan agama. Dorongan dari keluarga muslim ini pula yang mengantarkan dia tekun dan semangat di dalam mengkaji masalah-masalah agama.
Bersama keluarganya Dawam Rahardjo tidak saja akrab dengan pranata-pranata sosial kemasyarakatan Islam seperti pondok pesantren Jamsaren, pesantren Krapyak atau organisasi perkotaan Muhammadiyah, tapi juga dekat dengan ulama’ berpengaruh seperti KH. Imam Ghazali, KH. Ali Darokah, Ustadz Abdurrahman. Walau dalam karir akademinya orang lebih mengenalnya sebagai “jebolan sekolahan” yang pernah mengenyam pendidikan melalui program American Field Service (AFS) atau pendidikan SMA di Boisie, Indaho Amerika Serikat dan berhasil mendapat gelar sarjana ekonomi dari UGM ( Universitas Gajah Mada) Yogyakarta.[4]
Dawam Rahardjo adalah seorang ekonom muslim yang mempunyai segudang aktifitas dan pernah menduduki jabatan penting dalam organisasi, diantaranya pernah menjabat ketua II dewan pakar ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim indonesia), Direktur Utama Pusat Pengembangan Agribisnis, Ketua Dewan Direktur Lembaga Studi Agama dan Filsafat, Ketua Redaksi Jurnal Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur'an dan Dosen di Lembaga Pendidikan Pengembangan Manajemen (LPPM) Jakarta.[5]

Ø PEMIKIRAN
Sebagai seorang muslim sekaligus ekonom, Dawam Rahardjo dalam mengkaji persoalan etika ekonomi Islam tidak terlepas dari al-Qur'an dan Hadits. Menurut pengamatan Dawam, ada tiga penafsiran tentang istilah 'ekonomi Islam', yaitu:
Ø Pertama, ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai atau ajaran Islam. Maka akan timbul pengertian ajaran Islam itu mempunyai pengertian yang tersendiri mengenai apa itu ekonomi.
Ø Kedua, yang dimaksud ekonomi Islam adalah sistem ekonomi Islam. Sistem menyangkut pengaturan, yaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau Negara berdasar cara atau metode tertentu.
Ø Ketiga, Maksud dari penafsiran ini adalah sebagai perekonomian dunia Islam,penafsiran ini muncul dari sifat pragmatis sebagaimana dilakukan oleh Negara Islam.[6]

Dengan demikian gagasan Dawam mengenai etika ekonomi Islam secara lebih jelasnya merupakan suatu usaha penyelidikan atau pengkajian secara sistematis tentang perilaku, tindakan dan sikap apa yang dianggap benar atau baik oleh kaum muslimin dalam hal ekonomi, sesuai tuntunan baik al-Qur'an maupun Hadist. Nilai-nilai tentang yang benar dan yang salah serta yang baik dan yang buruk di dalam kehidupan ekonomi didasarkan kepada konsep pemuliaan terhadap anak adam. Manusia adalah mahkota ciptaan Allah. Manusia diciptakan dalam bentuk yang paling indah. Tetapi kesempurnaan manusia sebagai mahluk, bukan hanya dari segi fisiknya. Kehidupan manusia mengandung dua dimensi, jasmani dan rohani. Karena aspek rohani ini bersifat unik pada manusia, dengan rohani itu manusia memperoleh makna dalam hidupnya.[7]
Dawam Rahardjo menggambarkan perekonomian pada masa Namrud dan Fir'aun, sistem ekonomi masyarakat pada waktu itu disusun secara komando, sehubungan perkembangan kebutuhan yang meningkat dengan menimbulkan gagasan untuk menghimpun manusia dalam jumlah yang banyak untuk mewujudkannya, sehingga timbullah cara perbudakan yang didukung sistem kekuasaan. Sementara etika Islam antara lain didasarkan atas prinsip kemerdekaan yang merupakan dasar dari hak asasi manusia.
Dalam ajaran Islam, sumber rezeki itu adalah Allah. Dalam system perbudakan dan feodal terdapat suatu kontradiksi. Dasar pemikiran kedua sistem tersebut adalah, bahwa raja atau penguasa adalah sumber rezeki, karena jiwa manusia dan tanah dikuasai oleh dan karena itu dianggap menjadi hak sekelompok orang atau kelas tertentu.[8]

2.      Muhammad Syafi’I Antonio
Muhammad Syafii Antonio lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 Mei 1965.Nama aslinya adalah Nio Cwan Chung. Dia adalah WNI keturunan Tionghoa. Sejak kecil mengenal dan menganut ajaran Konghucu, karena ayahnya seorang pendeta Konghucu. Selain mengenal ajaran Konghucu, Syafii Antonio juga mengenal ajaran Islam melalui pergaulan di lingkungan rumah dan sekolah. Syafii Antonio sering memerhatikan cara-cara ibadah orang-orang Islam. Syafii Antonio juga sempat memeluk Kristen Protestan dan berganti nama dari Nio Cwan Chung menjadi Pilot Sagaran Antonio. Meskipun demikian, Syafii Antonio tetap ingin memperdalam pengetahuannya tentang Islam. Untuk mengetahui kelebihan Islam daripada agama-agama lainnya, termasuk agama yang dia anut saat itu, Syafii Antonio melakukan studi komparatif dengan pendekatan sejarah, alamiah, dan nalar atau rasional.
Berdasarkan tiga pendekatan itu, hanya Islam yang menurutnya benar-benar agama yang mudah dipahami ketimbang agama lain. Islam mengajarkan ketauhidan dan memiliki kitab suci Al Quran yang penuh mukjizat, baik ditinjau dari bahasa, tatanan kata, isi, berita, keteraturan sastra, data-data ilmiah, dan berbagai aspek lainnya. Setelah melakukan perenungan untuk memantapkan hati, maka di saat berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku SMA, Syafii Antonia putuskan memeluk agama Islam atas bimbingan KH Abdullah bin Nuh al-Ghazali pada 1984. Keputusan tersebut tentu saja mendapat tantangan keras dari keluarga. Bahkan dia sempat dikucilkan dan diusir dari rumah. Dengan kesabaran dan tetap berprilaku santun terhadap keluarga, akhirnya membuahkan hasil dan tidak lama kemudian ibundanya menyusul menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Kesungguhan Syafii Antonio untuk menjadi muslim kaffah dia tunjukkan dengan mengikuti berbagai diskusi agama Islam dan mempelajari bahasa Arab di Pesantren an-Nidzom, Sukabumi, di bawah pimpinan KH Abdullah Muchtar. Meskipun dia kuliah di ITB dan IKIP, tapi kemudian pindah ke IAIN Syarif Hidayatullah. Itu pun tidak lama karena dia melanjutkan sekolah ke University of Yourdan (Yordania). Selesai studi S1 di Yordania, Ia melanjutkan program S2 di International Islamic University (IIU) di Malaysia, khusus mempelajari ekonomi Islam. Dan kemudian menyelesaikan gelar doktor di bidang perbankan dan keuangan mikro di University of Melbourne tahun 2004 lalu.
Ia sempat bergabung dengan Bank Muamalat, bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia. Dua tahun setelah itu, ia mendirikan Asuransi Takaful, lalu berturut-turut reksa dana syariah. Kemudian ia mendirikan Tazkia Group yang memiliki beberapa unit usaha dengan mengembangkan bisnis dan ekonomi syariah yang salah satunya adalah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia. Dedikasinya terhadap perkembangan ekonomi dan perekonomian umat Islam inilah yang membuatnya kini dikenal sebagai salah satu dari sedikit ekonom Islam Indonesia.

Ø PEMIKIRAN
Sistem ekonomi syariah dalam kehidupan masyarakat Islam di dunia termasuk di Indonesia memiliki masalah di bidang itu. Jadi persoalan terbesarnya adalah terkait dengan ekonomi alias kemiskinan. Penyebab kemiskinan ini juga disebabkan oleh beberapa faktor. Ada kemiskinan yang berakar pada pola pikir atau istilahnya konseptual problem. Tentang mana yang lebih baik antara miskin, sabar, kaya syukur, apa yang dimaksud dengan qonaah, takdir miskin, atau malas tidak mau berjuang, dan lainnya. Kemudian yang kedua miskin karena masalah teknis, antara lain lack of competence, lack of marketing, dan lack of financial management. Dan yang ketiga, miskin karena struktural, tidak terlalu mendukung pada small and micro. Menurutnya, Islam itu agama yang siap untuk dites secara hukum, sejarah, ilmu pengetahuan, dan sosiologi. Bahkan secara business and entrepreneurship, secara family system, dan financial system pun Islam siap menjawabnya.[9]
Sistem perekonomian islam yang diterapkan di lembaga keuangan dan perbankani belum lengkap misalnya bagaimana menarik dana-dana dari Timur Tengah dengan satu obligasi negara yang berbasis syariah. Negara Singapura, begitu tahu, langsung melakukan modifikasi pada penerapannya ke dalam sistem yang ada, sehingga bisa memastikan dana-dana Timur Tengah itu masuk. Bahkan Jepang juga melakukan itu, serta salah satu negara bagian di Jerman sudah mulai melirik hal itu, begitu juga dengan China. Saya khawatir Indonesia akan ketinggalan dalam hal melakukan deregulasi kebijakan sektor finansial. Walaupun pembinaan perbankan syariah dan pembinaan asuransi syariah sudah ada, tetapi masih belum ditingkatkan.
Antonia berpendapat bahwa manajemen syari’ah itu universal, karena manajemen itu lebih kepada soft skill, lebih kepada kebiasaan, norma, strategi. Karena melihat hal ini, maka peluangnya terbuka luas. Terutama dari sisi SDM, sisi operasi, dari sisi pemasaran, dan keuangan. Ini yang standar-standar saja, dan ini semua bisa dimasukan oleh norma manajemen. Hal itu juga seperti dikatakan dalam Al-Quran, Sunnah, rukun Islam, rukun iman dan sepanjang sejarah mereka memiliki kebijakan itu. Bahkan dalam ritual-ritual seperti doa, sholat, puasa bisa sangat berpengaruh ke dalam efektivitas manajemen terutama untuk pengembangan SDM, serta untuk manajemen keuangan dapat lebih transparan.[10]
Bila kita mengenang kejayaan islam dan mempelajari keunggulan dan peradaban sekaligus kepedihan. Unggul karena islam memiliki semua dimensi yang diperlukan untuk maju. Pedih karena ketika semua keunggulan mulai digenggam, para penguasa mulai melupakan kewajiban untuk menyejahterakan masyarakat sehingga otoritas kekuasaannya tidak lagi ditopang oleh masyarakat dan kapasitasnya. Hal ini juga pernah diungkapkan ekonom islam Ibnu Khaldun. Dalam pandangannya, kejayaan adalah tali temali dari kekuasaan yang disegani. Kekuasaan yang kokoh tidak tercipta tanpa ditopang oleh ekonomi yang tangguh. Ekonomi yang kuat tidak lahir kecuali penguasa melangsungkan pembangunan. Dan pembangunan hanya sia-sia bila tidak disertai pemerataan dan keadilan dalam kerangka syariah.[11]

3.      Adiwarman Karim
Nama lengkap dan gelarnya adalah Ir.H. Adiwarman Azwar Karim, S.E., M.B.A., M.A.E.P., lahir di Jakarta pada 29 Juni 1963. Adiwarman atau Adi (nama panggilan) merupakan cerminan sosok pemuda yang mempunyai "hobi" belajar. Pendidikan tingkat S1 ia tempuh di dua perguruan tinggi yang berbeda, IPB dan UI. Gelar Insinyur dia peroleh pada tahun 1986 dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tahun tahun 1988 Adiwarman berhasil menyelesaikan studinya di European University, Belgia dan memperoleh gelar M.B.A. setelah itu ia menyelesaikan studinya di UI yang sempat terbengkalai dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1989. Tiga tahun berikutnya, 1992, Adiwarman juga meraih gelar S2-nya yang kedua di Boston University, Amerika Serikat dengan gelar M.A.E.P. Selain itu ia juga pernah terlibat sebagai Visiting Research Associate pada Oxford Centre for Islamic Studies.
Modal akademis dan konsistensinya pada bidang ekonomi menghantarkannya untuk meniti berbagai karir prestisius. Pada tahun 1992 Adiwarman masuk menjadi salah satu pegawai di Bank Mu’amalat Indonesia, setelah sebelumnya sempat bekerja di Bappenas. Karir Adi di BMI terbilang cemerlang, karir awalnya sebagai staf Litbang. Enam tahun kemudian ia dipercaya untuk memimpin BMI cabang Jawa Barat. Jabatan terakhirnya di pionir bank syariah tersebut adalah Wakil Presiden Direktur. Jabatan tersebut dipegang sampai dengan tahun 2000, ketika ia memutuskan untuk keluar dari BMI.
Menurutnya, memutuskan keluar dari BMI bukan perkara gampang. Sebab, bekerja di bank syari’ah sudah menjadi keinginannya sejak masih menjadi mahasiswa. Karena itu ia baru berani memutuskan untuk keluar dari BMI setelah melakukan shalat istikharah selama 6 bulan. Keluarnya Adiwarman dari BMI disebabkan ia memiliki agenda yang lebih besar yang ingin dicapai, yaitu memperjuangkan dibukanya divisi syari’ah di bank-bank konvensional. Hasil dari upaya Adiwarman tersebut dapat dilihat sekarang ini, dengan dibukanya divisi-divisi, unit dan gerai syari’ah di beberapa bank konvensional, meskipun itu bukan satu-satunya faktor penyebabnya.
Setelah melepas jabatannya di BMI, pada tahun 2001 dengan modal Rp. 40 juta Adiwarman kemudian mendirikan perusahaan konsultan yang diberi nama Karim Business Consulting. Semula, banyak pihak termasuk yang bergabung di perusahaannya awalnya memandang pesimis prospek perusahaan yang dipimpinnya. Hal ini bisa dimaklumi, sebab ketika itu bank syari’ah di Indonesia hanyalah BMI. Tetapi, seiring perkembangan ekonomi Islam dan perbankan syari’ah di Indonesia, saat ini perusahaan yang dipimpinnya telah menjadi rujukan pertama dari berbagai masalah ekonomi dalam perbankan Islam atau Syari’ah.
Kontribusi Adiwarman dalam pengembangan perbankan dan ekonomi syari’ah di Indonesia bukan saja sebagai praktisi, tetapi juga sebagai intelektual dan akademisi. Ia menjadi dosen tamu di sejumlah perguruan tinggi ternama seperti UI, IPB, Unair, IAIN Syarif Hidayatullah dan sejumlah perguruan tinggi swasta untuk mengajar perbankan dan ekonomi syariah. Di beberapa perguruan tinggi tersebut ia juga mendirikan Shari’ah Economics Forum (SEF), suatu model jaringan ekonomi Islam yang bergerak di bidang keilmuan. Lembaga tersebut menyelenggarakan pendidikan non kulikuler yang diselenggarakan selama dua semester dan dipersiapkan sebagai sarana "islamisasi" ekonomi melalui jalur kampus.
Pada 1999, Adiwarman bersama kurang lebih empat puluh lima tokoh dan cendikiawan Muslim Indonesia bersepakat mendirikan lembaga IIIT-I (The International Institute of Islamic Thought-Indonesia). IIIT, sebagai induk organisasinya yang berkedudukan di Amerika Serikat adalah lembaga kajian pemikiran Islam yang berupaya mengeksplorasi Islamisasi ilmu pengetahuan sebagai respon Islam atas perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan. Upaya itu semula digagas oleh beberapa cendikiawan Muslim di Amerika Serikat pada tahun 1981. Di Indonesia, upaya serupa telah dilakukan lewat pengembangan dan eksplorasi ilmu ekonomi Islam. Meruahnya respon atas upaya ini terbukti salah satunya dengan semakin banyaknya institusi-institusi perbankan yang mengadopsi sistem syari’ah.
Sama seperti induk organisasinya, IIIT-Indonesia berkembang sebagai sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di wilayah pemikiran dan kebudayaan. IIIT-Indonesia bersifat independen, tidak berafiliasi dengan gerakan lokal mana pun. Misi yang diembannya adalah mengembangkan pemikiran Islam berikut metodologinya dalam kerangka meningkatkan kontribusi umat Islam dalam membangun peradaban bersama yang lebih baik. Bersama dengan IIIT-I inilah Adiwarman menebarkan gagasanya tentang ekonomi Islam.
Kepakaran Adiwarman di bidang ekonomi Islam semakin diakui dengan ditunjuknya ia sebagai anggota Dewan Syari’ah Nasional dan terlibat dalam mempersiapkan lahirnya Undang-Undang Perbankan Syari’ah. Saat ini Adiwarman sudah dikaruniai tiga orang anak yang diberi nama Abdul Barri Karim (12 tahun), Azizah Mutia Karim (11 tahun), dan Abdul Hafidz Karim (6 tahun) dari pernikahannya dengan Rustika Thamrin (35 tahun), seorang Sarjana Psikologi UI, pada usia 25 tahun.[12]

Ø  PEMIKIRAN
Misi penegakkan syari’at yang diusung oleh Islam fundamentalis mendapat reaksi dari kelompok liberal yang mengkampanyekan sekularisme. Menurut kelompok ini, gerakan islam tidak perlu membawa isu keagamaan ke dalam wacana public. Selain itu, dalam memanggapi persoalan public, pendekatan agama tidak perlu dipakai dan cukup diganti dengan ilmu pengetahuan. Demikian pula formulasi syari’at islam menjadi hukum positif tidak diperlukan, karena dalam formalisasi itu negara harus memilih suatu mazhab tertentu yang berarti akan menyingkirkan mazhab-mazhab yang lain. Karena itulah, pilihan yang tepat adalah mengembalikan Islam kepada masyarakat untuk menjalankan syari’at mereka secara otonom tanpa intervensi Negara.
Menurutnya, perbedaan pendapat dalam menyikapi isu-isu actual seputar ekonomi dan perbankan syari’h atau Islam di Indonesia. Di bidang ini, kelompok fundamentalis berusaha memperjuagngkan berlakunya syari’at Islam dalam sistem ekonomi Islam, khususnya perbankan Islam. Sama halnya dengan memperjuagkan syari’at Islam di bidang politik dan hukum. Bedanya, jika perjuangan melalui jalur politik dilakukan dengan cara-cara radikal, sementara perjuangan menegakkan ekonomi Islam cenderung memilih cara-cara gradual dan demokratis.
Di Indonesia, fundamentalis yang memperjuangkan tegaknya ekonomi Islam dapat dibedakan menjadi dua kelompok lagi, yaitu kelompok professional dan kelompok intelektual. Kelompok fundamentalis professional berorientasi pada praktek. Mereka merasa tidak perlu menunggu perkembangan teori Islam menjadi mapan, serta mencukupkan diri dengan “piranti” teori yang sudah ada, yaitu fiqh mu’amalah setelah dikonseptulaisasi. Golongan professional inilah yang berada di balik pendirian BMI dan bank-bank Islam lainnya.
Berbeda dengan fundamentalis intelektual yang berorientasi pada teori. Mereka berupaya menyediakan bangunan teori-teori ekonomi yang kokoh terlebih dahulu sebagai dasar pijakan bagi terlaksananya ekonomi islam secara baik dan benar serta dapat diterima secara luas oleh masyarakat (ilmiah). Sekalipun demikian, dalam upaya membangun teori tersebut kelompok fundamentalis intelektual ini juga tidak sepaham. Kelompok ini memandang adanya perbedaan antara ilmu ekonomi dengan ideologi Islam. Akibatnya adalah keduanya tidak akan bisa bertemu. Istilah ekonomi Islam adalah istilah yang kurang tepat sebab ada ketidaksesuaian antara definisi ilmu ekonomi dengan ideologi Islam tersebut. Karena itu mazhab ini mengganti istilah ilmu ekonomi Islam dengan iqtisad yang mengandung arti selaras, setara dan seimbang (in between). Kemudian menyusun dan merekonstruksi ilmu ekonomi tersendiri yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah.
Adiwarman tidak lepas dari metode sejarah dan fiqh dalam membangun keilmuan ekonomi Islam yang berupaya menjelaskan fenomena ekonomi kontemporer dengan merujuk pada sejarah Islam klasik, terutama pada masa Rasulullah. Khususnya sejarah pemikiran ekonomi, dapat dibedakan menjadi dua macam; yaitu sejarah yang memaparkan evolusi pemikiran di mana suatu pemikiran dapat bersumber dari satu atau beberapa tokoh, dan sejarah yang menceritakan riwayat hidup tokoh-tokoh besar di bidang ekonomi. Berdasarkan pembedaan ini, Adiwarman cenderung untuk menggunakan pendekatan sejarah pemikiran ekonomi maupun sejarah perekonomian. Suatu ketika dengan gamblang ia menceritakan praktek perekonomian yang berlaku pada masa Rasulullah dan sahabat ataupun era tertentu di kalangan umat Islam, tetapi pada saat yang lain ia mengkaji beberapa tokoh ekonomi dan pemikir Islam. Dengan basis sejarah ini, nampaknya Adiwarman berupaya menemukan landasan akar sejarah yang kuat bagi bangunan teori ekonomi.
Selain pendekatan sejarah, Adiwarman juga menggunakan pendekatan fiqh. Dalam pandangannya, fiqh tidak hanya berbicara pada aspek ‘ubudiyah semata. Fiqh berbicara aspek sosial masyarakat yang lebih luas, terutama ketika dibingkai dalam wadah fiqhul waqi’iy (fiqh realitas). Dalam format yang demikian, fiqh lebih merupaka suatu respon atas problematika kontemporer sebagai suatu upaya menemukan jawaban dan solusi yang tepat bagi suatu masyarakat tertentu dalam konteks tertentu pula. Karena itu Adiwarman selalu berpegang pada adagium “li kulli maqam, maqal. Wa likulli maqal, maqam”. (Setiap kondisi butuh ungkapan yang tepat. Dan setiap ungkapan, butuh waktu yang tepat pula).
Pendekatan fiqh yang digunakan Adiwarman tidak berdiri sendiri. Untuk dapat merespon fenomena ekonomik, prinsip-prinsip fiqh yang diformulasikan ulama masa lalu ditarik pada perspektif ekonomi. Sederhananya Adiwarman menggunakan istilah-istilah dan prinsip-prinsip fiqh dalam membahas masalah-masalah ekonomi. Sebagai contoh ia menjelaskan fenomena distorsi permintaan dan penawaran (false demand dan false supply) berdasarkan prinsip al-bai’ an-najsy, ia juga menganalisis monopolic behaviour berdasarkan teori tadlis dalam fiqh dan masih banyak lagi.
Meskipun begitu, Adiwarman menghindari melakukan islamisasi ekonomi dengan cara mengambil ekonomi Barat lalu dicari ayat al-Quran dan haditsnya. Menurutnya hal itu tidak dapat dibenarkan, karena itu memaksakan al-Qur’an dan hadits cocok dengan pikiran manusia. Ekonomi Islam bukan ekonomi konvensional lalu ditempeli al-Quran dan hadits.[13] Itulah sebabnya metode yang ditempuh oleh Adiwaman adalah dengan melakukan “interpretasi bebas” terhadap teks-teks al-Qur’an, as-sunnah dan fiqh dalam perspektif ekonomi.
  

KESIMPULAN
Pada dasarnya semua pemikiran para tokoh ekonom islam di indonesia berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjadi sumber tertinggi islam. Karena dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah itulah semua aspek kehidupan yang membawa kita kepada kebahagiaan sejati dan membawa kita kepada keselamatan dunia akhirat diatur termasuk dalam bidang ekonomi. Selain itu ekonomi islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani. Disebut ekonomi Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai Ilahiah. Lalu dikatakan sebagai ekonomi Insani karena sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.
Dan diantara tujuan dalam ekonomi islam, antara lain:
·      Mencari kebahagiaan akhirat yang diridhai Allah dengan segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
·      Tidak melupakan perjuangan nasib di dunia dengan cara berusaha dan berdoa.
·      Berbuat baik kepada sesama manusia sebagaimana Allah telah memberikan nikmatnya kepada kita.
·      Dan menjauhkan diri dari segala tindakan yang menuju kepada kebinasaan di muka bumi ini.




[1] Perkembangan Kopontren semakin menjamur setelah digulirkanya proyek P2KR (Proyek Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (baca:Pessantren) oleh BAPPENAS, 1998.

[2] Outlook Perbankan Syariah 2013,  (Bank Indonesia:2012)
[3] M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi al-Qur’an Tafsir Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, Jakarta: Paramadina, 1996, hlm

[4] M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, hlm. X.
[5] M. Dawam Rahardjo, Intelektual, Intellegensia dan perilaku politik Bangsa: Risalah Cendekiawan Muslim, Bandung: Mizan, Cet. Ke-4, 1999, hlm
[6] M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, op. cit, 1999, hlm.3-4.

[7] M. Dawam Rahardjo, Etika Ekonomi dan Manajemen .op. cit, hlm.14.
[8] Ibid,. hlm. 19.
[11] M. Luthfi Hamidi. Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2003).

[12] A. Dimyati,”Studi atas Pemikiran Ekonomi Islam Adiwarman Azwar Karim” diambil dalam http://didim76.multiply.com/journal/item/5 akses tgl 22-11-2011 pukul 10:53
animasi bergerak gif
Dance